Archive for Februari 2013
Kamera DSLR itu bukanlah barang yang murahan bagi kalangan kelas bawah atau pun menengah karena harga yang mahal namun disisi lain inilah kamera yang bagus untuk mengambil momen foto yang indah dan jelas akan hasil foto yang didapat berbeda dengan kamera pocket yang memiliki kualitas gambar foto yang masih dibawah kamera DSLR.
Yang bikin DSLR mahal itu bukanlah dari kameranya namun lensanya bila gk ada lensa yah sama aja kayak kamera pocket lain dan harga lensa itu gk murah bisa seharga IPhone 3G itu pun yang termurah. Jadi bila ingin kamera DSLR yang bagus dan sesuai dengan keperluan kita saya bakalan memberikan beberapa tips untuk para peminat fotografi.
- Sesuai kan budget anda untuk membeli kamera DSLR jangan terlalu memaksakan untuk membeli yang mahal bisa-bisa tuh kamera malah dijual balik karena butuh uang
- Sekarang sudah banyak merk-merk terkenal kamera DSLR mulai dari Canon dan nikon carilah merk yang banyak dipakai teman karena bisa saling tukar lensa bila 1 merk sehingga menjadi lebih mudah dalam mencoba lensa yang lain tanpa memerlukan uang. (Minjam Maksudnya) kalau misalkan beda merk maka tidak akan stack atau cocok lensanya dengan kamera.
- Sebelum membeli pilihlah kamera sesuai dengan keperluan kamu bila memang serius dalam fotografer belilah lensa dan kamera dengan kualitas yang bagus dan sudah teruji dengan teman yang sudah membeli duluan lensanya atau kamera.
- Kalau dalam dunia fotografer ada lensa yang khusus untuk makro dan ada juga yang standart dan lain-lain , sesuaikan dengan kebutuhan anda dalam berfoto kalau misalkan suka foto serangga yang hinggap di dedaunan dan ingin mengambil gambarnya secara jelas dan cantik yah pilihlah lensa yang khusus untuk makro.
- Carilah servis center yang dekat dengan kita supaya memudahkan dalam efisiensi waktu dan biaya karena kalau misalkan jauh mesti butuh beberapa waktu yang lama untuk servis dan juga biaya ongkos kirim yang sedikit mengeluarkan biaya(Namanya juga uang) jadi usahakan cari tempat servis center yang terdekat dengan kita sebelum memilih mana merk kamera yang bagus untuk kita.
- Jangan hanya mengandalkan megapixel yang besar saja namun yang paling penting itu adalah lensanya jadi cari lensa dengan kualitas yang bagus bukan megapixel yang besar. masih bagusan kamera yang memiliki megapixel yang kecil namun kualitas lensa bagus.
- Rekomendasi dari saya sebelum membeli kamera DSLR dalam hal merk adalah Canon dan Nikon soalnya dari kedua merk tersebut sudah terkenal dan paling banyak menyediakan aksesoris kamera yang dibutuhkan oleh para fotografer proffesional dan juga bagi yang awam.
oke itu aja sih beberapa tips nya dan kamera DSLR ini di khususkan bagi yang serius dalam dunia fotografer jadi jangan asal jepret aja yah kan sayang mahal-mahal hanya buat asal jepret dan ngikutin gaya sekarang punya DSLR hehehe.
Beberapa tips sebelum membeli DSLR
Full View
Label:
Photography
Yang bikin DSLR mahal itu bukanlah dari kameranya namun lensanya bila gk ada lensa yah sama aja kayak kamera pocket lain dan harga lensa itu gk murah bisa seharga IPhone 3G itu pun yang termurah. Jadi bila ingin kamera DSLR yang bagus dan sesuai dengan keperluan kita saya bakalan memberikan beberapa tips untuk para peminat fotografi.
- Sesuai kan budget anda untuk membeli kamera DSLR jangan terlalu memaksakan untuk membeli yang mahal bisa-bisa tuh kamera malah dijual balik karena butuh uang
- Sekarang sudah banyak merk-merk terkenal kamera DSLR mulai dari Canon dan nikon carilah merk yang banyak dipakai teman karena bisa saling tukar lensa bila 1 merk sehingga menjadi lebih mudah dalam mencoba lensa yang lain tanpa memerlukan uang. (Minjam Maksudnya) kalau misalkan beda merk maka tidak akan stack atau cocok lensanya dengan kamera.
- Sebelum membeli pilihlah kamera sesuai dengan keperluan kamu bila memang serius dalam fotografer belilah lensa dan kamera dengan kualitas yang bagus dan sudah teruji dengan teman yang sudah membeli duluan lensanya atau kamera.
- Kalau dalam dunia fotografer ada lensa yang khusus untuk makro dan ada juga yang standart dan lain-lain , sesuaikan dengan kebutuhan anda dalam berfoto kalau misalkan suka foto serangga yang hinggap di dedaunan dan ingin mengambil gambarnya secara jelas dan cantik yah pilihlah lensa yang khusus untuk makro.
- Carilah servis center yang dekat dengan kita supaya memudahkan dalam efisiensi waktu dan biaya karena kalau misalkan jauh mesti butuh beberapa waktu yang lama untuk servis dan juga biaya ongkos kirim yang sedikit mengeluarkan biaya(Namanya juga uang) jadi usahakan cari tempat servis center yang terdekat dengan kita sebelum memilih mana merk kamera yang bagus untuk kita.
- Jangan hanya mengandalkan megapixel yang besar saja namun yang paling penting itu adalah lensanya jadi cari lensa dengan kualitas yang bagus bukan megapixel yang besar. masih bagusan kamera yang memiliki megapixel yang kecil namun kualitas lensa bagus.
- Rekomendasi dari saya sebelum membeli kamera DSLR dalam hal merk adalah Canon dan Nikon soalnya dari kedua merk tersebut sudah terkenal dan paling banyak menyediakan aksesoris kamera yang dibutuhkan oleh para fotografer proffesional dan juga bagi yang awam.
oke itu aja sih beberapa tips nya dan kamera DSLR ini di khususkan bagi yang serius dalam dunia fotografer jadi jangan asal jepret aja yah kan sayang mahal-mahal hanya buat asal jepret dan ngikutin gaya sekarang punya DSLR hehehe.
- A macro lens is must. (I am using Tamron 90mm)
- A natural drop on a Flower or a drop placed by a Syringe.
- An additional Flower can be placed some 3 to 5 inches behind the drops.
- A syringe with the needle removed is very useful for placing the drops on the flowers or other surfaces.
- Add a bit of sugar to the water. The drops will attach itself more firmly even on slippery surface.
- Use Aperture Priority in your DSLR.
- Any Aperture from f 11 to 20 is useful for getting even sharpness ( So I like to take these kind of images in Sunlight or bright shade.)
- If taken in sunlit conditions you might get a flare on the drops which adds to the beauty.
- If you use F2.8 etc, you get sort of Dreamy Images where the focus will be on a small area and you get a great bokeh.
- Use tripod if necessary especially if you are taking images at F2.8 or so.
- Don’t get too close to the drop or the lower part will be darkened.
- Take these images on windless days hence either the flower in the background or the drop falls off.
- Make sure that the whole flower is reflected in the drops (You may have to move this way and that for that!!)
- Materials like Thermocol etc come in useful for pinning flowers or reflecting light.
- If you are taking more than one drop at a time Stacking helps. Or you may have to use Aperture from F9 to F20 to get all round sharpness.
I do hope this helps…. You can of course use different colored Flowers for effect. Drops on Feathers and such lovely objects taken without refractions are also beautiful.
15 Tips to take Water Drop Picture
Full View
Label:
Photography
- A macro lens is must. (I am using Tamron 90mm)
- A natural drop on a Flower or a drop placed by a Syringe.
- An additional Flower can be placed some 3 to 5 inches behind the drops.
- A syringe with the needle removed is very useful for placing the drops on the flowers or other surfaces.
- Add a bit of sugar to the water. The drops will attach itself more firmly even on slippery surface.
- Use Aperture Priority in your DSLR.
- Any Aperture from f 11 to 20 is useful for getting even sharpness ( So I like to take these kind of images in Sunlight or bright shade.)
- If taken in sunlit conditions you might get a flare on the drops which adds to the beauty.
- If you use F2.8 etc, you get sort of Dreamy Images where the focus will be on a small area and you get a great bokeh.
- Use tripod if necessary especially if you are taking images at F2.8 or so.
- Don’t get too close to the drop or the lower part will be darkened.
- Take these images on windless days hence either the flower in the background or the drop falls off.
- Make sure that the whole flower is reflected in the drops (You may have to move this way and that for that!!)
- Materials like Thermocol etc come in useful for pinning flowers or reflecting light.
- If you are taking more than one drop at a time Stacking helps. Or you may have to use Aperture from F9 to F20 to get all round sharpness.
I do hope this helps…. You can of course use different colored Flowers for effect. Drops on Feathers and such lovely objects taken without refractions are also beautiful.
Foto sunset dan sunrise adalah salah satu dari sekian banyak ”foto wajib“ yang harus dilakukan oleh seorang penggemar fotografi. Kalau anda sudah pernah mencoba memotret sunset atau sunrise tetapi kurang puas dengan hasilnya, silahkan coba tips berikut ini supaya foto sunset dan sunrise bertambah baik:
1. Lakukan Persiapan Sebaik-baiknya
Sunset dan sunrise hanya berlangsung sekitar setengah jam. Untuk itu kita harus melakukan persiapan matang sebelumnya. Pastikan datang lebih awal dan pastikan anda sudah tahu dari titik sebelah mana anda akan memotret. Agar komposisi akhir foto keren, lakukan observasi tempat sebelumnya. Untuk memastikan anda tidak terlambat , usahakan anda tahu jam berapa sunset atau sunrise akan tiba (karena jam sunset / sunrise berbeda dari lokasi ke lokasi). Juga pastikan peralatan sudah siap: kamera – lensa – tripod (jika ada) serta aksesoris lainnya sudah terpasang & disetel dengan baik, sehingga saatnya tiba kita bisa sibuk memotret bukan sibuk mengeset alat. Baca lagi tips tentang komposisi.
2. Jangan Kecewa Karena Mendung
Karena anda sudah bersusah – payah mendatangi lokasi yang jauh dan sulit, jangan kecewa kalau mendadak mendung tiba. Maksimalkan kreatifitas anda saat langit tertutup mendung. Langit mendung bukan halangan menghasilkan foto indah saat sunrise dan sunset. Cari tahu obyek apa saja yang menarik untuk difoto saat mendung atau hujan.
3. Jangan Terpaku Pada Wide Angle
Memotret sunset dan sunrise menggunakan lensa sudut lebar (wide angle) merupakan hal yang biasa, namun jangan terpaku hanya menggunakan lensa tersebut (kalau anda memang punya pilihan lain). Manfaatkan rentang lensa yang lain, misalnya lensa tele.
4. Maksimalkan Siluet
Hal yang menambah daya tarik foto sunset dan sunrise adalah siluet. Siluet memberi kesan yang kuat serta memberi cerita dalam foto anda, apalagi jika anda memotret sunset atau sunrise di lokasi yang memiliki identitas kuat. Baca juga tips memotret siluet.
5. Bawalah Tripod
Jika anda ingin memanfaatkan teknik long shutter – membuat HDR atau panorama: tripod wajib dibawa. Baca Juga tips memilih tripod dan tips memilih kepala tripod.
6. Gunakan Manual Focus
Karena sunset dan sunrise memiliki kualitas cahaya yang lumayan ekstrim, kadang kamera akan kesulitan menemukan fokus jika anda menggunakan mode auto focus, segera ganti ke mode manual sehingga kita tidak menyia-nyiakan waktu menunggu kamera menemukan titik fokus.
7. Gunakan Preset White Balance Cloudy
Ubahlah setting white balance anda ke cloudy (biasanya dilambangkan dengan ikon mendung). Setting white balance ini akan membuat foto sunset atau sunrise lebih hangat dan warnanya lebih “menggigit”, dibandingkan kalau menggunakan setting white balance auto. Atau jika anda suka bereksperimen, cobalah setting white balance lainnya. Apa ituwhite balance?
8. Gunakan Spot Metering (DSLR dan Prosumer) atau Sunset Scene (Untuk Kamera Saku)
Untuk memperoleh eksposur yang tepat, gunakan mode metering spot jika anda memiliki kamera DSLR dan prosumer (apa itu spot metering?), atau gunakan mode scene sunset/ sunrise jika anda menggunakan kamera saku pemula. Untuk pengukuran menggunakan spot meter, arahkan titik fokus ke area sekitar matahari (jangan tepat di matahari – nya lalu lakukan metering dengan memencet separuh shutter, lalu kunci eksposur anda. Untuk kamera saku (dengan mode scene), tinggal arahkan dan jepret. Pahami mode pengoperasian kamera digital.
9. Jangan Berhenti Ketika Sunset Lewat
Saat memotret sunset, jangan kemasi kamera anda hanya karena matahari sudah melewati garis horison. Bertahanlah sebentar lagi, karena cahaya sesaat setelah sunset adalah salah satu cahaya paling indah yang dikeluarkan alam. Begitu juga dengan sunrise, jangan datang terlalu mepet dengan waktu matahari terbit. Cahaya sesaat sebelum sunrise adalah salah satu yang paling indah
10. Berdoalah Agar Alam Berpihak Pada Anda
Anda sudah jauh – jauh datang ke pantai terpencil (atau gunung), menyiapkan alarm untuk bangun jam 4 pagi dan sudah menata semua peralatan agar siap memotret, namun tiba – tiba hujan tiba. Ya apadaya, memotret di alam terbuka memang membutuhkan keberuntungan dan kesabaran, kenapa kesabaran? karena anda bisa mencoba lagi esok hari
kredit foto (dari atas ke bawah): James Jordan, Pratanti, Flowery Luza, Riza, Jurvetson
Tips and trik foto sunset
Full View
Label:
Photography
Foto sunset dan sunrise adalah salah satu dari sekian banyak ”foto wajib“ yang harus dilakukan oleh seorang penggemar fotografi. Kalau anda sudah pernah mencoba memotret sunset atau sunrise tetapi kurang puas dengan hasilnya, silahkan coba tips berikut ini supaya foto sunset dan sunrise bertambah baik:
1. Lakukan Persiapan Sebaik-baiknya
Sunset dan sunrise hanya berlangsung sekitar setengah jam. Untuk itu kita harus melakukan persiapan matang sebelumnya. Pastikan datang lebih awal dan pastikan anda sudah tahu dari titik sebelah mana anda akan memotret. Agar komposisi akhir foto keren, lakukan observasi tempat sebelumnya. Untuk memastikan anda tidak terlambat , usahakan anda tahu jam berapa sunset atau sunrise akan tiba (karena jam sunset / sunrise berbeda dari lokasi ke lokasi). Juga pastikan peralatan sudah siap: kamera – lensa – tripod (jika ada) serta aksesoris lainnya sudah terpasang & disetel dengan baik, sehingga saatnya tiba kita bisa sibuk memotret bukan sibuk mengeset alat. Baca lagi tips tentang komposisi.
2. Jangan Kecewa Karena Mendung
Karena anda sudah bersusah – payah mendatangi lokasi yang jauh dan sulit, jangan kecewa kalau mendadak mendung tiba. Maksimalkan kreatifitas anda saat langit tertutup mendung. Langit mendung bukan halangan menghasilkan foto indah saat sunrise dan sunset. Cari tahu obyek apa saja yang menarik untuk difoto saat mendung atau hujan.
3. Jangan Terpaku Pada Wide Angle
Memotret sunset dan sunrise menggunakan lensa sudut lebar (wide angle) merupakan hal yang biasa, namun jangan terpaku hanya menggunakan lensa tersebut (kalau anda memang punya pilihan lain). Manfaatkan rentang lensa yang lain, misalnya lensa tele.
4. Maksimalkan Siluet
Hal yang menambah daya tarik foto sunset dan sunrise adalah siluet. Siluet memberi kesan yang kuat serta memberi cerita dalam foto anda, apalagi jika anda memotret sunset atau sunrise di lokasi yang memiliki identitas kuat. Baca juga tips memotret siluet.
5. Bawalah Tripod
Jika anda ingin memanfaatkan teknik long shutter – membuat HDR atau panorama: tripod wajib dibawa. Baca Juga tips memilih tripod dan tips memilih kepala tripod.
6. Gunakan Manual Focus
Karena sunset dan sunrise memiliki kualitas cahaya yang lumayan ekstrim, kadang kamera akan kesulitan menemukan fokus jika anda menggunakan mode auto focus, segera ganti ke mode manual sehingga kita tidak menyia-nyiakan waktu menunggu kamera menemukan titik fokus.
7. Gunakan Preset White Balance Cloudy
Ubahlah setting white balance anda ke cloudy (biasanya dilambangkan dengan ikon mendung). Setting white balance ini akan membuat foto sunset atau sunrise lebih hangat dan warnanya lebih “menggigit”, dibandingkan kalau menggunakan setting white balance auto. Atau jika anda suka bereksperimen, cobalah setting white balance lainnya. Apa ituwhite balance?
8. Gunakan Spot Metering (DSLR dan Prosumer) atau Sunset Scene (Untuk Kamera Saku)
Untuk memperoleh eksposur yang tepat, gunakan mode metering spot jika anda memiliki kamera DSLR dan prosumer (apa itu spot metering?), atau gunakan mode scene sunset/ sunrise jika anda menggunakan kamera saku pemula. Untuk pengukuran menggunakan spot meter, arahkan titik fokus ke area sekitar matahari (jangan tepat di matahari – nya lalu lakukan metering dengan memencet separuh shutter, lalu kunci eksposur anda. Untuk kamera saku (dengan mode scene), tinggal arahkan dan jepret. Pahami mode pengoperasian kamera digital.
9. Jangan Berhenti Ketika Sunset Lewat
Saat memotret sunset, jangan kemasi kamera anda hanya karena matahari sudah melewati garis horison. Bertahanlah sebentar lagi, karena cahaya sesaat setelah sunset adalah salah satu cahaya paling indah yang dikeluarkan alam. Begitu juga dengan sunrise, jangan datang terlalu mepet dengan waktu matahari terbit. Cahaya sesaat sebelum sunrise adalah salah satu yang paling indah
10. Berdoalah Agar Alam Berpihak Pada Anda
Anda sudah jauh – jauh datang ke pantai terpencil (atau gunung), menyiapkan alarm untuk bangun jam 4 pagi dan sudah menata semua peralatan agar siap memotret, namun tiba – tiba hujan tiba. Ya apadaya, memotret di alam terbuka memang membutuhkan keberuntungan dan kesabaran, kenapa kesabaran? karena anda bisa mencoba lagi esok hari
kredit foto (dari atas ke bawah): James Jordan, Pratanti, Flowery Luza, Riza, Jurvetson
Photography / Fotografi adalah sebuah bentuk seni yang luas, mencakup lebih dari sekedar landscape, potrait atau fotografi glamor saja, fotografer profesional dan amatir dapat mendukung tipe fotografi tertentu, sementara seorang fotografer profesional dapat bekerja dalam foto jurnalistik, amatir mungkin sangat tertarik pada macro photography. Baca terus untuk mengetahui lebih banyak tentang berbagai jenis fotografi.
Photo journalism
Meskipun amatir bisa masuk ke bidang ini tanpa pelatihan formal, photojournalism sering terbatas pada profesional. Salah satu alasan jurnalistik umumnya dipraktekkan oleh para profesional adalah bahwa photojournalists serius, harus yakin bahwa tembakan mereka mempertahankan integritas adegan asli. Photojournalism membutuhkan fotografer untuk menembak hanya fakta, tidak ada perubahan atau manipulasi pada foto. Gambar Photojournalism sering melibatkan pemirsa dengan berita. Misi dasar Photojournalism adalah mengambil gambar untuk menemani berita (apakah itu disiarkan atau diterbitkan di koran). Namun, gambar foto jurnalistik benar-benar hebat harus menceritakan kisah sebelum teks atau penyiar. Gambar Photojournalism mencoba untuk menangkap perhatian pemirsa dan emosi sekaligus membujuk pemirsa untuk terus mendengarkan atau membaca tentang cerita. Sebuah aspek kunci dari foto jurnalistik adalah untuk menyajikan gambar yang akurat yang tidak membahayakan integritas situasi aktual.
Documentary Photography
Lewis Hine dan James Van DerZee adalah dua pelopor fotografi dokumenter. Foto dokumenter menceritakan kisah dengan gambar. Perbedaan utama antara foto jurnalistik dan fotografi dokumenter adalah bahwa fotografi dokumenter dimaksudkan untuk melayani sebagai dokumen sejarah era politik atau sosial, sementara photojournalism adegan tertentu atau contoh, seorang fotografer dokumenter menembak serangkaian gambar dari pusat kota tuna wisma atau rentetan peristiwa pertempuran internasional. Setiap topik dapat menjadi subyek fotografi dokumenter. Seperti foto jurnalistik, fotografi dokumenter berusaha untuk menunjukkan kebenaran tanpa memanipulasi gambar. Fotografi Dokumenter mengacu pada bidang fotografi di mana gambar yang digunakan sebagai dokumen sejarah, bukan untuk melayani sebagai sumber seni atau kesenangan estetika, fotografi dokumenter sering digunakan untuk menghasut perubahan politik dan sosial karena kemampuannya untuk menangkap kebenaran sifat gambar atau lokasi.
Action Photography
Action Photography biasanya dilakukan pada fotografi olahraga, mengambil object-object yang bergerak cepat dan fotografi jenis ini di golongkan pada fotografi yang paling menarik dari fotografi. Seperti halnya tindakan seorang fotografer olahraga yang baik harus tahu subjek nya cukup baik untuk mengantisipasi kapan harus mengambil gambar. Aturan yang sama berlaku untuk fotografer yang mengambil gambar aksi hewan di alam atau pesawat lepas landas.
Macro photography
Macro photography menggambarkan bidang fotografi di mana gambar diambil dari jarak dekat. Setelah dibatasi untuk fotografer dengan peralatan canggih dan mahal, macro photography sekarang lebih mudah bagi amatir untuk berlatih dengan kamera digital dengan pengaturan makro. Subyek photography macro mungkin termasuk serangga, bunga, tekstur tenunan sweter atau benda yang mengungkapkan detail yang menarik. Setiap benda kecil dapat menjadi subjek untuk fotografi makro. Sebuah foto makro yang baik mengungkapkan detail dan tekstur pada objek yang tidak dapat diamati dengan fotografi biasa atau oleh mata undiscerning. Menurut definisi, subyek fotografi makro are endless! Karena fotografi makro meningkatkan rincian dari subjek, alam berfungsi sebagai subjek yang sangat baik bagi mereka.
Micro photography
Microphotography menggunakan kamera khusus dan mikroskop untuk menangkap gambar subyek yang sangat kecil. Kebanyakan aplikasi micro photography paling cocok untuk dunia ilmiah. Misalnya, micro photography digunakan dalam disiplin ilmu yang beragam seperti astronomi, biologi dan kedokteran.
Glamour Photography
Glamour adalah fotografi romantis yang dimaksudkan untuk menjadi erotis tanpa pornografi. Berfokus pada ketelanjangan atau pose seram, fotografi glamour berusaha untuk menangkap subjek dalam pose yang menekankan kurva dan bayangan. Seperti namanya, tujuan fotografi glamor adalah untuk menggambarkan model dalam cahaya glamor. Tembakan glamour banyak membawa genit dan misterius. Fotografi Glamour didefinisi ulang oleh setiap generasi, tergantung pada arus sosial dan politik saat itu. Pada tahun 1940, foto-foto gadis "pinup" dianggap glamourous. Gambar Betty Grable, salah satu model glamor yang paling populer. Pada tahun 1960, model yang berpose untuk tembakan glamour dalam pakaian skimpier, pakaian renang kecil atau sebagian telanjang. Fotografi Glamour bergantung pada kekuatan sugesti, menyinggung kurva dan zona erotis tanpa benar-benar menunjukkan detail grafis, akibatnya, foto glamour membawa nada misteri dan romantisme, dan banyak daya tarik fisik.
Aerial Photography
Aerial Photography atau fotografi udara biasa digunakan untuk keperluan pemetaan, survei, penggukuran tata ruang dan pertanian, atau untuk tujuan militer. Fotografer udara menggunakan pesawat, ultralights, parasut, balon dan pesawat remote control untuk mengambil gambar dari udara.
Underwater Photography
Fotografi bawah/dalam air biasanya digunakan oleh penyelam scuba atau perenang snorkel. Namun, biaya scuba diving ditambah dengan peralatan fotografi sering mahal dan berat di bawah air, membuat ini menjadi salah satu kekurangan umum pada fotografi bawah air. Demikian pula jika seorang amatir memiliki peralatan dan scuba, mengambil gambar bawah air dapat menjadi rumit, karena kacamata scuba yang diperbesar dan mendistorsi visi fotografer. Dalam fotografi bawah air, fokus yang ideal terjadi tiga / empat kaki di depan kamera. Karena refraksi air, dibutuhkan sedikit latihan untuk menentukan dengan tepat di mana hal ini.
Art Photography
Fotografi artistik dapat merangkul berbagai mata pelajaran. Sementara fotografer alam dapat menggunakan fotografi bawah air untuk membuat seni pertunjukan berdasarkan kehidupan laut, menunjukkan potret seorang fotografer mungkin fitur portraitures artistik hitam dan putih. Dalam semua kasus, foto-foto harus memiliki nilai estetika seni. Fotografi Seni Rupa juga dikenal hanya sebagai seni fotografi, mengacu pada cabang fotografi yang didedikasikan untuk memproduksi foto untuk tujuan murni, yaitu estetika. Seni fotografi baik bertempat di museum dan galeri, terutama berkaitan dengan menyajikan benda-benda yang indah atau benda biasa dengan cara yang indah untuk menyampaikan intensitas dan emosi. Banyak dari seni fotografi diproduksi dalam jumlah terbatas dan digunakan dalam iklan atau majalah. Namun, karena setiap orang memiliki pandangan individu tentang apa yang merupakan keindahan, mengartikan apa yang atau tidak fotografi seni rupa adalah sepenuhnya subyektif. Tantangan lain dalam dunia fotografi seni rupa adalah kenyataan bahwa fotografi adalah media yang relatif seni, dibandingkan dengan lukisan atau musik.
Portraiture
Portraiture Photography atau fotografi portrait adalah fotografi seseorang atau sekelompok orang yang menampilkan ekspresi, kepribadian, dan suasana hati subjek. Fotografi Portrait biasanya fokus pada wajah seseorang, meskipun seluruh tubuh dan latar belakang. Foto potret telah dilakukan hampir sejak penemuan kamera . Biaya yang relatif rendah dari Daguerreotype pada pertengahan abad ke-19 dan waktu duduk berkurangnya subjek, meskipun masih lebih lama dari sekarang, menyebabkan kenaikan umum dalam popularitas fotografi potret. Gaya karya-karya awal mencerminkan tantangan teknis yang terkait dengan waktu pemaparan panjang dan painterly estetika waktu. Subjek umumnya duduk terhadap latar belakang polos dan diterangi dengan cahaya lembut dari jendela overhead dan apa pun bisa tercermin. Kemajuan dalam peralatan fotografi dan teknik yang dikembangkan, dan memberikan fotografer kemampuan untuk menangkap gambar dengan waktu pemaparan pendek dan pembuatan potret luar studio.
Advertising Photography
Karena fotografi memainkan peran penting dalam periklanan, fotografer profesional banyak mengabdikan karier mereka untuk fotografi iklan. Kebutuhan untuk menyalin iklan unik dan eye-catching berarti fotografer dapat bekerja dengan beberapa jenis fotografi, termasuk macro photography dan fotografi glamor.
Travel Photography
Fotografi perjalanan dapat span beberapa kategori fotografi, termasuk iklan, film dokumenter atau fotografi vernakular yang menggambarkan rasa terutama lokal atau historis. Seorang fotografer perjalanan dapat menangkap nuansa lokasi dengan baik lanskap dan potret.
Wedding Photography
Fotografi pernikahan adalah campuran dari berbagai jenis fotografi. Meskipun fotografi pernikahan adalah sebuah film dokumenter dari hari pernikahan, foto pernikahan dapat retouched dan diedit untuk menghasilkan berbagai efek. Sebagai contoh, seorang fotografer bisa mengobati beberapa gambar dengan toning sepia untuk memberi efek lebih klasik. Selain itu, seorang fotografer pernikahan harus memiliki kemampuan fotografi potret, dia juga mungkin harus menggunakan teknik fotografi glamour untuk menangkap gambar pengantin agar terlihat lebih baik. Fotografi pernikahan telah berkembang dan tumbuh sejak penemuan bentuk seni fotografi pada tahun 1826 oleh Joseph Nicéphore Niépce. Demikian yang dapat saya sampaikan, mungkin masih banyak lagi fotografi-fotografi lainnya yang terlewatkan oleh saya, silahkan beri komentar ataupun tanggapan anda mengenai Jenis-jenis dan Pengertian Fotografi.
Sumber
http://www.photography.com/articles/types-of-photography/types-of-photography/
http://en.wikipedia.org/wiki/Portrait_photography
Jenis-jenis dan pengertian fotografi
Full View
Label:
Photography
Photography / Fotografi adalah sebuah bentuk seni yang luas, mencakup lebih dari sekedar landscape, potrait atau fotografi glamor saja, fotografer profesional dan amatir dapat mendukung tipe fotografi tertentu, sementara seorang fotografer profesional dapat bekerja dalam foto jurnalistik, amatir mungkin sangat tertarik pada macro photography. Baca terus untuk mengetahui lebih banyak tentang berbagai jenis fotografi.
Photo journalism
Photo journalism
Meskipun amatir bisa masuk ke bidang ini tanpa pelatihan formal, photojournalism sering terbatas pada profesional. Salah satu alasan jurnalistik umumnya dipraktekkan oleh para profesional adalah bahwa photojournalists serius, harus yakin bahwa tembakan mereka mempertahankan integritas adegan asli. Photojournalism membutuhkan fotografer untuk menembak hanya fakta, tidak ada perubahan atau manipulasi pada foto. Gambar Photojournalism sering melibatkan pemirsa dengan berita. Misi dasar Photojournalism adalah mengambil gambar untuk menemani berita (apakah itu disiarkan atau diterbitkan di koran). Namun, gambar foto jurnalistik benar-benar hebat harus menceritakan kisah sebelum teks atau penyiar. Gambar Photojournalism mencoba untuk menangkap perhatian pemirsa dan emosi sekaligus membujuk pemirsa untuk terus mendengarkan atau membaca tentang cerita. Sebuah aspek kunci dari foto jurnalistik adalah untuk menyajikan gambar yang akurat yang tidak membahayakan integritas situasi aktual.
Documentary Photography
Lewis Hine dan James Van DerZee adalah dua pelopor fotografi dokumenter. Foto dokumenter menceritakan kisah dengan gambar. Perbedaan utama antara foto jurnalistik dan fotografi dokumenter adalah bahwa fotografi dokumenter dimaksudkan untuk melayani sebagai dokumen sejarah era politik atau sosial, sementara photojournalism adegan tertentu atau contoh, seorang fotografer dokumenter menembak serangkaian gambar dari pusat kota tuna wisma atau rentetan peristiwa pertempuran internasional. Setiap topik dapat menjadi subyek fotografi dokumenter. Seperti foto jurnalistik, fotografi dokumenter berusaha untuk menunjukkan kebenaran tanpa memanipulasi gambar. Fotografi Dokumenter mengacu pada bidang fotografi di mana gambar yang digunakan sebagai dokumen sejarah, bukan untuk melayani sebagai sumber seni atau kesenangan estetika, fotografi dokumenter sering digunakan untuk menghasut perubahan politik dan sosial karena kemampuannya untuk menangkap kebenaran sifat gambar atau lokasi.
Action Photography
Action Photography biasanya dilakukan pada fotografi olahraga, mengambil object-object yang bergerak cepat dan fotografi jenis ini di golongkan pada fotografi yang paling menarik dari fotografi. Seperti halnya tindakan seorang fotografer olahraga yang baik harus tahu subjek nya cukup baik untuk mengantisipasi kapan harus mengambil gambar. Aturan yang sama berlaku untuk fotografer yang mengambil gambar aksi hewan di alam atau pesawat lepas landas.
Macro photography
Macro photography menggambarkan bidang fotografi di mana gambar diambil dari jarak dekat. Setelah dibatasi untuk fotografer dengan peralatan canggih dan mahal, macro photography sekarang lebih mudah bagi amatir untuk berlatih dengan kamera digital dengan pengaturan makro. Subyek photography macro mungkin termasuk serangga, bunga, tekstur tenunan sweter atau benda yang mengungkapkan detail yang menarik. Setiap benda kecil dapat menjadi subjek untuk fotografi makro. Sebuah foto makro yang baik mengungkapkan detail dan tekstur pada objek yang tidak dapat diamati dengan fotografi biasa atau oleh mata undiscerning. Menurut definisi, subyek fotografi makro are endless! Karena fotografi makro meningkatkan rincian dari subjek, alam berfungsi sebagai subjek yang sangat baik bagi mereka.
Micro photography
Micro photography
Microphotography menggunakan kamera khusus dan mikroskop untuk menangkap gambar subyek yang sangat kecil. Kebanyakan aplikasi micro photography paling cocok untuk dunia ilmiah. Misalnya, micro photography digunakan dalam disiplin ilmu yang beragam seperti astronomi, biologi dan kedokteran.
Glamour Photography
Glamour adalah fotografi romantis yang dimaksudkan untuk menjadi erotis tanpa pornografi. Berfokus pada ketelanjangan atau pose seram, fotografi glamour berusaha untuk menangkap subjek dalam pose yang menekankan kurva dan bayangan. Seperti namanya, tujuan fotografi glamor adalah untuk menggambarkan model dalam cahaya glamor. Tembakan glamour banyak membawa genit dan misterius. Fotografi Glamour didefinisi ulang oleh setiap generasi, tergantung pada arus sosial dan politik saat itu. Pada tahun 1940, foto-foto gadis "pinup" dianggap glamourous. Gambar Betty Grable, salah satu model glamor yang paling populer. Pada tahun 1960, model yang berpose untuk tembakan glamour dalam pakaian skimpier, pakaian renang kecil atau sebagian telanjang. Fotografi Glamour bergantung pada kekuatan sugesti, menyinggung kurva dan zona erotis tanpa benar-benar menunjukkan detail grafis, akibatnya, foto glamour membawa nada misteri dan romantisme, dan banyak daya tarik fisik.
Aerial Photography
Aerial Photography
Aerial Photography atau fotografi udara biasa digunakan untuk keperluan pemetaan, survei, penggukuran tata ruang dan pertanian, atau untuk tujuan militer. Fotografer udara menggunakan pesawat, ultralights, parasut, balon dan pesawat remote control untuk mengambil gambar dari udara.
Underwater Photography
Fotografi bawah/dalam air biasanya digunakan oleh penyelam scuba atau perenang snorkel. Namun, biaya scuba diving ditambah dengan peralatan fotografi sering mahal dan berat di bawah air, membuat ini menjadi salah satu kekurangan umum pada fotografi bawah air. Demikian pula jika seorang amatir memiliki peralatan dan scuba, mengambil gambar bawah air dapat menjadi rumit, karena kacamata scuba yang diperbesar dan mendistorsi visi fotografer. Dalam fotografi bawah air, fokus yang ideal terjadi tiga / empat kaki di depan kamera. Karena refraksi air, dibutuhkan sedikit latihan untuk menentukan dengan tepat di mana hal ini.
Art Photography
Fotografi artistik dapat merangkul berbagai mata pelajaran. Sementara fotografer alam dapat menggunakan fotografi bawah air untuk membuat seni pertunjukan berdasarkan kehidupan laut, menunjukkan potret seorang fotografer mungkin fitur portraitures artistik hitam dan putih. Dalam semua kasus, foto-foto harus memiliki nilai estetika seni. Fotografi Seni Rupa juga dikenal hanya sebagai seni fotografi, mengacu pada cabang fotografi yang didedikasikan untuk memproduksi foto untuk tujuan murni, yaitu estetika. Seni fotografi baik bertempat di museum dan galeri, terutama berkaitan dengan menyajikan benda-benda yang indah atau benda biasa dengan cara yang indah untuk menyampaikan intensitas dan emosi. Banyak dari seni fotografi diproduksi dalam jumlah terbatas dan digunakan dalam iklan atau majalah. Namun, karena setiap orang memiliki pandangan individu tentang apa yang merupakan keindahan, mengartikan apa yang atau tidak fotografi seni rupa adalah sepenuhnya subyektif. Tantangan lain dalam dunia fotografi seni rupa adalah kenyataan bahwa fotografi adalah media yang relatif seni, dibandingkan dengan lukisan atau musik.
Portraiture
Portraiture Photography atau fotografi portrait adalah fotografi seseorang atau sekelompok orang yang menampilkan ekspresi, kepribadian, dan suasana hati subjek. Fotografi Portrait biasanya fokus pada wajah seseorang, meskipun seluruh tubuh dan latar belakang. Foto potret telah dilakukan hampir sejak penemuan kamera . Biaya yang relatif rendah dari Daguerreotype pada pertengahan abad ke-19 dan waktu duduk berkurangnya subjek, meskipun masih lebih lama dari sekarang, menyebabkan kenaikan umum dalam popularitas fotografi potret. Gaya karya-karya awal mencerminkan tantangan teknis yang terkait dengan waktu pemaparan panjang dan painterly estetika waktu. Subjek umumnya duduk terhadap latar belakang polos dan diterangi dengan cahaya lembut dari jendela overhead dan apa pun bisa tercermin. Kemajuan dalam peralatan fotografi dan teknik yang dikembangkan, dan memberikan fotografer kemampuan untuk menangkap gambar dengan waktu pemaparan pendek dan pembuatan potret luar studio.
Advertising Photography
Advertising Photography
Karena fotografi memainkan peran penting dalam periklanan, fotografer profesional banyak mengabdikan karier mereka untuk fotografi iklan. Kebutuhan untuk menyalin iklan unik dan eye-catching berarti fotografer dapat bekerja dengan beberapa jenis fotografi, termasuk macro photography dan fotografi glamor.
Travel Photography
Fotografi perjalanan dapat span beberapa kategori fotografi, termasuk iklan, film dokumenter atau fotografi vernakular yang menggambarkan rasa terutama lokal atau historis. Seorang fotografer perjalanan dapat menangkap nuansa lokasi dengan baik lanskap dan potret.
Wedding Photography
Fotografi pernikahan adalah campuran dari berbagai jenis fotografi. Meskipun fotografi pernikahan adalah sebuah film dokumenter dari hari pernikahan, foto pernikahan dapat retouched dan diedit untuk menghasilkan berbagai efek. Sebagai contoh, seorang fotografer bisa mengobati beberapa gambar dengan toning sepia untuk memberi efek lebih klasik. Selain itu, seorang fotografer pernikahan harus memiliki kemampuan fotografi potret, dia juga mungkin harus menggunakan teknik fotografi glamour untuk menangkap gambar pengantin agar terlihat lebih baik. Fotografi pernikahan telah berkembang dan tumbuh sejak penemuan bentuk seni fotografi pada tahun 1826 oleh Joseph Nicéphore Niépce. Demikian yang dapat saya sampaikan, mungkin masih banyak lagi fotografi-fotografi lainnya yang terlewatkan oleh saya, silahkan beri komentar ataupun tanggapan anda mengenai Jenis-jenis dan Pengertian Fotografi.
Sumber
http://www.photography.com/articles/types-of-photography/types-of-photography/
http://en.wikipedia.org/wiki/Portrait_photography
AF : Auto Fokus
AutoFocus : Fokus otomatis; fokus lensa yang bekerja otomatis dalam waktu yg relatif cepat. (tergantung dari lensa dan kondisi pencahayaan)
AFD : Auto Focus Distance Information
AFS : Auto Focus Silent Wave Motor
Angle of View : Sudut pandang dalam pengambilan objek foto.
Aperture : Diafragma
Aperture priority : Prioritas pengaturan pada diafragma, kecepatan rana otomatis
AR Range : Tingkat terang cahaya dimana system aotufocus masih dapat bekerja, dalam satuan EV
APS : Advanced Photo System.
Back : Sisi belakang kamera, berfungis pula sebagai penutup film
Back fokus : Fokus dibelakang objek
Back light : pencahayaan yang berasal dari belakang objek foto
Battery Grip : Attachment/aksesori tambahan yang dipasang di base camera berisi batre, bisa berupa batre bawaan kamera atau batre AA (perlu tambahan lagi).
Bayonet : Sistem dudukan lensa yang hanya memerlukan putaran kurang dari 90 derajat untuk pergantian lensa
Blitz/Speedlight/Flash : Alat bantu dalam pemotretan yang memancarkan sinar secara cepat untuk memberi pencahayaan ke objek.
Blouwer : Kipas angin yang digunakan pada pemotretan model untuk menghasilkan efek angin
BOKEH : Bidang blur/out of focus, hasil dari Depth of Field
Bounce : Cahaya lampu kilat yang di pantulkan ke langit-langit atau bidang lain sehingga cahaya menerangi objek secara merata
Bracketing : Menaikkan ato menurunkan ukuran pencahayaan pada pemotretan untuk memperoleh pencahayaan yg tepat.
Built in Dioptri: Dilengkapi dengan pengatur dioptri (lensa+ atau bagi mereka yang berkacamata)
Bulk film : Film kapasitas 250 exposure
Bulb : Sarana pada pengukuran shutter speed yang dapat diatur sendiri sesuai dengan keinginan memotret (tulisan bulp biasanya muncul bila lebih dari 30detik).
Burn dan Dodge : Burn adalah istilah untuk menggelapkan bagian dalam foto. dodge kebalikannya, menerangkan bagian dalam foto. teknik ini dilakukan untuk memberi dimensi dan keseimbangan gelap-terang pada foto. dulu lazimnya dilakukan di kamar gelap.
CCD : Charge Couple Device (pada kamera digital).
Center weighted Metering : Pengukuran pencahayaan pada 60% daerah tengah gambar
Croping : Memotong bagian atau sisi tertentu dari bidang foto.
Cross process : Proses silang, biasanya di lakukan pada film positiv (E6) ke film negatif (C 41), sehingga menimbulkan warna- warna baru pada foto
CPL : Circular Polarizing.
Data Imprint : Fasilitas pencetakan data tanggal pada film
Dead center : Saat POI (objek yang ingin ditonjolkan) berada tepat di tengah bidang gambar.
Depth of Field : Lebar bidang fokus; ruang tajam; boleh dikata sebuah ruang di depan kamera, dimana objek yang berada di dalamnya mempunyai ketajaman tertentu.
DIL : Drop in Loading.
DIR : Development Inhibitor Releaser.
DOF : Depth of Field;ruang tajam, merupakan jarak, dimana gambar masih terlihat tajam/focus, beragntung pada: difragma, panjang lensa dan jarak objek.
DRAM : Data Random Acces Memory
Esai foto : (istilahnya ->Biar foto yang bicara) merangkai foto menjadi cerita bertema
ESP : Elektro-Selective Pattern (Sistem pengkuran cahaya otomatik, di saat kondisi kesenjangan kecerahannya sangat besar
EV : Exposure Value; kekuatan cahaya. Sample, EV=0 kekuatan cahaya pada difragma f/1,0 kecepatan 1 detik
Evaluative/Matrix : Pengukuran pencahayaan berdasarkan segmen-segmen dan presentase tertentu
Eye piece Blind : Tirai penutup jendela bidik
Exposure : Hasil pengaturan bukaan diafragma dan shutter speed yang menentukan pencahayaan objek.
Exposure compensation :Kompensasi pencahayaan, membuat alternatif pencahayaan dari normal menjadi lebih atau kurang
Exposure mode : Modus pencahayaan, pada umumnya ada 4 tipe: manual, Aperture priority, Shutter priority dan Programed (auto)
FID : Film strip Identification number.
Fill In flash : Blitz pengisi, dalam kondisi tidak memerlukan blitz, blitz tetap dinyalakan untuk menerangi bagian-bagian yang gelap seperti bayangan
Filter : Terbuat dari sistem optik yang dipasang pada bagian depan lensa.
Fish eye lens : Lensa sudut lebar dengan ukuran 16mm ke bawah. (gambar yang dihasilkan akan terlihat melengkung)
Focusing screen : Layar focus
Flash Exposure Compensation : Kompensasi pencahayaan blitzt
Flash Sync : Sinkron kilat, kecepatan maksimum agar body dan flash masih bekerja harmonis
Fps : Frame per second:, satuan kecepatan pengambilan gambar dalam gambar perdetik
Framing : Pembingkaian objek untuk memberi kesan mendalam/ dimensi objek foto
Golden section : Potongan kencana; Hukum komposisi yang mengatakan bahwa keselarasan akan tercapai kalau suatu bidang adalah kesatuan dari 2 bidang yang saling berhubungan
GN : Guide number; kekuatan cahaya blitz merupakan perkalian antara jarak (dalam meter atau feet) dan diafragma
Hot shoe : Kaki blitz
Kristal sigma : Butir-butir perak halida
ID : Cartridge Identification number.
ISO/ASA : Derajat sensitivitas film
ISO : International Standarts Organization, dulunya di kenal dengan nama ASA(American Standarts Association) ato DIN(Deutsche Industrie Norm) merupakan standard umum yang digunakan untuk ukuran kepekaan terhadap cahaya.
Intervalometer : Fasilitas epmotretan otomatis dalam jarak waktu yang tertentu
Interchangeable Focusing Screen : Fasilitas untuk dapat mengganti focusing screen
Komposisi : susunan garis, bidang, nada, kontras dan tekstur dalam suatu format tertentu
LCD : Liquid Crystal Display (layar monitor pada kamera).
Lens Mount : Dudukan lensa
Lens Hood : Tudung lensa
Main light : Cahaya pengisi/tambahan
MF : Manual Fokus
Metering: Pola pengaturan cahaya, biasanya terbagi dalam 3 kategori, centerweighted, evaluative/matrix, dan spot
Mirror Lock up : Pengunci cermin, agar getaran dapat dikurangi pada saat rana bergerak
Monopod : Penyangga 1 kaki untuk kamera.
Mood : suasana yang dihasilkan foto tersebut. apakah sedih, bahagia, memprihatinkan, dsb.
Multiple exposure : Fasilitas pemotretan berulang pada fram eyang sama
Multispot : Pengukuran pencahayaan dari beberapa titik
Noise : Bintik2 warna yang tidak beraturan, biasanya karena penggunaan sensor sebuah kamera digital sedang diset di high ISO. ini dikarenakan kalo sedang high iso, sensor itu nyerep lebih banyak listrik, lalu jadinya panas, akhirnya hasil analog yang diubah ke digital tidak sempurna dan biasanya sensor CCD butuh listrik lebih banyak daripada sensor CMOS jadinya CCD lebih banyak noise, tapi di low sensitivity, CCD menang kualitas, karena pemrosesan analog menjadi data digital bisa dilakukan lebih banyak di CCD.
Off-center = saat POI (objek yang ingin ditonjolkan) berada tidak di tengah tengah bidang gambar. bisa jadi di atas, di bawah, di samping.
Over Exposure : Pemotretan dengan cahaya yang berlebihan sehingga menimbulkan efek terlalu terang.
Panning : Teknik pengambilan gambar dengan kesan gerak (berubahnya latar belakang menjaid garis-garis sementara objek utama terekam jelas)
PC terminal : Terminal untuk blitz di luar hot shoe
POI (point of interest) : Bagian apa dari foto tersebut yg ingin ditonjolkan. foto yang bagus adalah foto dengan POI yang jelas
Pupup Flash : Blitz kecil, terbuat menyatu dengan body
Pull : kebalikan dari Push
Push : Meningkatkan kepekaan film dalam pemotretan, missal dari ISO 100-200/lebih
Remote Flash : Melepaskan lampu kilat dari badan kameranya dan meletakkannya si duatu tempat untuk mendapatkan efek foto yang diinginkan
Red Eye : Efek titik merah pada mata objek karena pantulan lampu flash.
Red Eye Reduction : fasilitas untuk mengurangi efek mata merah yang biasa terjadi pada pemotretan menggunakan blitz pada malam hari
Reloadable to last frame: fasilitas untuk mengembalikan film yang telah digulung di tengah ke posisi terakhir yang terpakai
Reverse ring : digunakan untuk memasang lensa yang di balik, untuk membuat lensa makro alternatif agar cahaya yang masuk tidak bocor
RISC : Reduce Intruction Set Computer
Sandwich : Teknik menggabungkan foto
Second Curtain Sync : Fasilitas untuk menyalakan blitz sesaat sebelum rana menutup
Self Timer : Alat penangguh waktu pada kamera
Shiftable program : Pada mode program, exposure setting dapat diubah secara otomatis dalam EV yang sama, misalnya dari 1/125 menjadi 1/250 detik, f 5.6 dmenjadi f 11
Shutter : Rana
Shutter Priority : Prioritas pengaturan pada kecepatan rana, diafragma otomatis
Shutter Release : Pelepas rana
Shutter Speed : Pengaturan kecepatan tutup ”jendela” kamera dalam menangkap pencahayaan yang masuk.
Siluet : Teknik pencahayaan untuk menampilkan bentuk objek tanpa menunjukkan detilnya
Slave unit : (Lampu kilat + mata listrik/elctric eye); adalah alat abntu yang sanggup menyalakan lampu kilat bila mata itu menerima sinar dari lampu kilat lain
SLR : single Lens Reflek, kamera lensa tunggal yang menggunakan cermin dan prisma
Spot : Pengukuran pencahayaan hanya pada titik tertentu
Stop : Satuan pencahayaan, 1 stop sama dengan 1 EV
Super-wide adalah istilah fotografi yang mengacu kepada lensa dengan panjang fokal yang sangat pendek sehingga gambar yang ditangkap memiliki sudut pandang sangat lebar. (panjang fokal kurang dari 20mm)
TLR : Twin lens Refleks, kamera yang menggunakan dua lensa , satu untuk melihat, lainnya utnuk meneruskan cahaya ke film
TTL: Through The Lens, Sistem pengukuran pencahayaan melalui lensa
Tripod : Penyangga 3 kaki untuk kamera.
USM : Ultrasonic motor
Vertical Grip : Alat pelepas rana utnuk pengambilan secra vertical tanpa harus memutar tangan
View finder : Jendela bidik
Vignette : Lingkaran hitam/gelap di sekeliling foto. umumnya terjadi saat menggunakan lensa sudut lebar. juga mudah terjadi pada lensa berkualitas rendah. bagi sebagian orang, vignette justru dicari untuk menambah kesan dinamis dan art pada foto
Wide lens : lensa lebar, mempunya jarak titik bakar yang pendek, lebih pendek dari 50
Wireless TTL : Sistem pengukuran TTL tanpa melalui kabel
Istilah-istilah dalam fotografi
Full View
Label:
Photography
AutoFocus : Fokus otomatis; fokus lensa yang bekerja otomatis dalam waktu yg relatif cepat. (tergantung dari lensa dan kondisi pencahayaan)
AFD : Auto Focus Distance Information
AFS : Auto Focus Silent Wave Motor
Angle of View : Sudut pandang dalam pengambilan objek foto.
Aperture : Diafragma
Aperture priority : Prioritas pengaturan pada diafragma, kecepatan rana otomatis
AR Range : Tingkat terang cahaya dimana system aotufocus masih dapat bekerja, dalam satuan EV
APS : Advanced Photo System.
Back : Sisi belakang kamera, berfungis pula sebagai penutup film
Back fokus : Fokus dibelakang objek
Back light : pencahayaan yang berasal dari belakang objek foto
Battery Grip : Attachment/aksesori tambahan yang dipasang di base camera berisi batre, bisa berupa batre bawaan kamera atau batre AA (perlu tambahan lagi).
Bayonet : Sistem dudukan lensa yang hanya memerlukan putaran kurang dari 90 derajat untuk pergantian lensa
Blitz/Speedlight/Flash : Alat bantu dalam pemotretan yang memancarkan sinar secara cepat untuk memberi pencahayaan ke objek.
Blouwer : Kipas angin yang digunakan pada pemotretan model untuk menghasilkan efek angin
BOKEH : Bidang blur/out of focus, hasil dari Depth of Field
Bounce : Cahaya lampu kilat yang di pantulkan ke langit-langit atau bidang lain sehingga cahaya menerangi objek secara merata
Bracketing : Menaikkan ato menurunkan ukuran pencahayaan pada pemotretan untuk memperoleh pencahayaan yg tepat.
Built in Dioptri: Dilengkapi dengan pengatur dioptri (lensa+ atau bagi mereka yang berkacamata)
Bulk film : Film kapasitas 250 exposure
Bulb : Sarana pada pengukuran shutter speed yang dapat diatur sendiri sesuai dengan keinginan memotret (tulisan bulp biasanya muncul bila lebih dari 30detik).
Burn dan Dodge : Burn adalah istilah untuk menggelapkan bagian dalam foto. dodge kebalikannya, menerangkan bagian dalam foto. teknik ini dilakukan untuk memberi dimensi dan keseimbangan gelap-terang pada foto. dulu lazimnya dilakukan di kamar gelap.
CCD : Charge Couple Device (pada kamera digital).
Center weighted Metering : Pengukuran pencahayaan pada 60% daerah tengah gambar
Croping : Memotong bagian atau sisi tertentu dari bidang foto.
Cross process : Proses silang, biasanya di lakukan pada film positiv (E6) ke film negatif (C 41), sehingga menimbulkan warna- warna baru pada foto
CPL : Circular Polarizing.
Data Imprint : Fasilitas pencetakan data tanggal pada film
Dead center : Saat POI (objek yang ingin ditonjolkan) berada tepat di tengah bidang gambar.
Depth of Field : Lebar bidang fokus; ruang tajam; boleh dikata sebuah ruang di depan kamera, dimana objek yang berada di dalamnya mempunyai ketajaman tertentu.
DIL : Drop in Loading.
DIR : Development Inhibitor Releaser.
DOF : Depth of Field;ruang tajam, merupakan jarak, dimana gambar masih terlihat tajam/focus, beragntung pada: difragma, panjang lensa dan jarak objek.
DRAM : Data Random Acces Memory
Esai foto : (istilahnya ->Biar foto yang bicara) merangkai foto menjadi cerita bertema
ESP : Elektro-Selective Pattern (Sistem pengkuran cahaya otomatik, di saat kondisi kesenjangan kecerahannya sangat besar
EV : Exposure Value; kekuatan cahaya. Sample, EV=0 kekuatan cahaya pada difragma f/1,0 kecepatan 1 detik
Evaluative/Matrix : Pengukuran pencahayaan berdasarkan segmen-segmen dan presentase tertentu
Eye piece Blind : Tirai penutup jendela bidik
Exposure : Hasil pengaturan bukaan diafragma dan shutter speed yang menentukan pencahayaan objek.
Exposure compensation :Kompensasi pencahayaan, membuat alternatif pencahayaan dari normal menjadi lebih atau kurang
Exposure mode : Modus pencahayaan, pada umumnya ada 4 tipe: manual, Aperture priority, Shutter priority dan Programed (auto)
FID : Film strip Identification number.
Fill In flash : Blitz pengisi, dalam kondisi tidak memerlukan blitz, blitz tetap dinyalakan untuk menerangi bagian-bagian yang gelap seperti bayangan
Filter : Terbuat dari sistem optik yang dipasang pada bagian depan lensa.
Fish eye lens : Lensa sudut lebar dengan ukuran 16mm ke bawah. (gambar yang dihasilkan akan terlihat melengkung)
Focusing screen : Layar focus
Flash Exposure Compensation : Kompensasi pencahayaan blitzt
Flash Sync : Sinkron kilat, kecepatan maksimum agar body dan flash masih bekerja harmonis
Fps : Frame per second:, satuan kecepatan pengambilan gambar dalam gambar perdetik
Framing : Pembingkaian objek untuk memberi kesan mendalam/ dimensi objek foto
Golden section : Potongan kencana; Hukum komposisi yang mengatakan bahwa keselarasan akan tercapai kalau suatu bidang adalah kesatuan dari 2 bidang yang saling berhubungan
GN : Guide number; kekuatan cahaya blitz merupakan perkalian antara jarak (dalam meter atau feet) dan diafragma
Hot shoe : Kaki blitz
Kristal sigma : Butir-butir perak halida
ID : Cartridge Identification number.
ISO/ASA : Derajat sensitivitas film
ISO : International Standarts Organization, dulunya di kenal dengan nama ASA(American Standarts Association) ato DIN(Deutsche Industrie Norm) merupakan standard umum yang digunakan untuk ukuran kepekaan terhadap cahaya.
Intervalometer : Fasilitas epmotretan otomatis dalam jarak waktu yang tertentu
Interchangeable Focusing Screen : Fasilitas untuk dapat mengganti focusing screen
Komposisi : susunan garis, bidang, nada, kontras dan tekstur dalam suatu format tertentu
LCD : Liquid Crystal Display (layar monitor pada kamera).
Lens Mount : Dudukan lensa
Lens Hood : Tudung lensa
Main light : Cahaya pengisi/tambahan
MF : Manual Fokus
Metering: Pola pengaturan cahaya, biasanya terbagi dalam 3 kategori, centerweighted, evaluative/matrix, dan spot
Mirror Lock up : Pengunci cermin, agar getaran dapat dikurangi pada saat rana bergerak
Monopod : Penyangga 1 kaki untuk kamera.
Mood : suasana yang dihasilkan foto tersebut. apakah sedih, bahagia, memprihatinkan, dsb.
Multiple exposure : Fasilitas pemotretan berulang pada fram eyang sama
Multispot : Pengukuran pencahayaan dari beberapa titik
Noise : Bintik2 warna yang tidak beraturan, biasanya karena penggunaan sensor sebuah kamera digital sedang diset di high ISO. ini dikarenakan kalo sedang high iso, sensor itu nyerep lebih banyak listrik, lalu jadinya panas, akhirnya hasil analog yang diubah ke digital tidak sempurna dan biasanya sensor CCD butuh listrik lebih banyak daripada sensor CMOS jadinya CCD lebih banyak noise, tapi di low sensitivity, CCD menang kualitas, karena pemrosesan analog menjadi data digital bisa dilakukan lebih banyak di CCD.
Off-center = saat POI (objek yang ingin ditonjolkan) berada tidak di tengah tengah bidang gambar. bisa jadi di atas, di bawah, di samping.
Over Exposure : Pemotretan dengan cahaya yang berlebihan sehingga menimbulkan efek terlalu terang.
Panning : Teknik pengambilan gambar dengan kesan gerak (berubahnya latar belakang menjaid garis-garis sementara objek utama terekam jelas)
PC terminal : Terminal untuk blitz di luar hot shoe
POI (point of interest) : Bagian apa dari foto tersebut yg ingin ditonjolkan. foto yang bagus adalah foto dengan POI yang jelas
Pupup Flash : Blitz kecil, terbuat menyatu dengan body
Pull : kebalikan dari Push
Push : Meningkatkan kepekaan film dalam pemotretan, missal dari ISO 100-200/lebih
Remote Flash : Melepaskan lampu kilat dari badan kameranya dan meletakkannya si duatu tempat untuk mendapatkan efek foto yang diinginkan
Red Eye : Efek titik merah pada mata objek karena pantulan lampu flash.
Red Eye Reduction : fasilitas untuk mengurangi efek mata merah yang biasa terjadi pada pemotretan menggunakan blitz pada malam hari
Reloadable to last frame: fasilitas untuk mengembalikan film yang telah digulung di tengah ke posisi terakhir yang terpakai
Reverse ring : digunakan untuk memasang lensa yang di balik, untuk membuat lensa makro alternatif agar cahaya yang masuk tidak bocor
RISC : Reduce Intruction Set Computer
Sandwich : Teknik menggabungkan foto
Second Curtain Sync : Fasilitas untuk menyalakan blitz sesaat sebelum rana menutup
Self Timer : Alat penangguh waktu pada kamera
Shiftable program : Pada mode program, exposure setting dapat diubah secara otomatis dalam EV yang sama, misalnya dari 1/125 menjadi 1/250 detik, f 5.6 dmenjadi f 11
Shutter : Rana
Shutter Priority : Prioritas pengaturan pada kecepatan rana, diafragma otomatis
Shutter Release : Pelepas rana
Shutter Speed : Pengaturan kecepatan tutup ”jendela” kamera dalam menangkap pencahayaan yang masuk.
Siluet : Teknik pencahayaan untuk menampilkan bentuk objek tanpa menunjukkan detilnya
Slave unit : (Lampu kilat + mata listrik/elctric eye); adalah alat abntu yang sanggup menyalakan lampu kilat bila mata itu menerima sinar dari lampu kilat lain
SLR : single Lens Reflek, kamera lensa tunggal yang menggunakan cermin dan prisma
Spot : Pengukuran pencahayaan hanya pada titik tertentu
Stop : Satuan pencahayaan, 1 stop sama dengan 1 EV
Super-wide adalah istilah fotografi yang mengacu kepada lensa dengan panjang fokal yang sangat pendek sehingga gambar yang ditangkap memiliki sudut pandang sangat lebar. (panjang fokal kurang dari 20mm)
TLR : Twin lens Refleks, kamera yang menggunakan dua lensa , satu untuk melihat, lainnya utnuk meneruskan cahaya ke film
TTL: Through The Lens, Sistem pengukuran pencahayaan melalui lensa
Tripod : Penyangga 3 kaki untuk kamera.
USM : Ultrasonic motor
Vertical Grip : Alat pelepas rana utnuk pengambilan secra vertical tanpa harus memutar tangan
View finder : Jendela bidik
Vignette : Lingkaran hitam/gelap di sekeliling foto. umumnya terjadi saat menggunakan lensa sudut lebar. juga mudah terjadi pada lensa berkualitas rendah. bagi sebagian orang, vignette justru dicari untuk menambah kesan dinamis dan art pada foto
Wide lens : lensa lebar, mempunya jarak titik bakar yang pendek, lebih pendek dari 50
Wireless TTL : Sistem pengukuran TTL tanpa melalui kabel
AFD : Auto Focus Distance Information
AFS : Auto Focus Silent Wave Motor
Angle of View : Sudut pandang dalam pengambilan objek foto.
Aperture : Diafragma
Aperture priority : Prioritas pengaturan pada diafragma, kecepatan rana otomatis
AR Range : Tingkat terang cahaya dimana system aotufocus masih dapat bekerja, dalam satuan EV
APS : Advanced Photo System.
Back : Sisi belakang kamera, berfungis pula sebagai penutup film
Back fokus : Fokus dibelakang objek
Back light : pencahayaan yang berasal dari belakang objek foto
Battery Grip : Attachment/aksesori tambahan yang dipasang di base camera berisi batre, bisa berupa batre bawaan kamera atau batre AA (perlu tambahan lagi).
Bayonet : Sistem dudukan lensa yang hanya memerlukan putaran kurang dari 90 derajat untuk pergantian lensa
Blitz/Speedlight/Flash : Alat bantu dalam pemotretan yang memancarkan sinar secara cepat untuk memberi pencahayaan ke objek.
Blouwer : Kipas angin yang digunakan pada pemotretan model untuk menghasilkan efek angin
BOKEH : Bidang blur/out of focus, hasil dari Depth of Field
Bounce : Cahaya lampu kilat yang di pantulkan ke langit-langit atau bidang lain sehingga cahaya menerangi objek secara merata
Bracketing : Menaikkan ato menurunkan ukuran pencahayaan pada pemotretan untuk memperoleh pencahayaan yg tepat.
Built in Dioptri: Dilengkapi dengan pengatur dioptri (lensa+ atau bagi mereka yang berkacamata)
Bulk film : Film kapasitas 250 exposure
Bulb : Sarana pada pengukuran shutter speed yang dapat diatur sendiri sesuai dengan keinginan memotret (tulisan bulp biasanya muncul bila lebih dari 30detik).
Burn dan Dodge : Burn adalah istilah untuk menggelapkan bagian dalam foto. dodge kebalikannya, menerangkan bagian dalam foto. teknik ini dilakukan untuk memberi dimensi dan keseimbangan gelap-terang pada foto. dulu lazimnya dilakukan di kamar gelap.
CCD : Charge Couple Device (pada kamera digital).
Center weighted Metering : Pengukuran pencahayaan pada 60% daerah tengah gambar
Croping : Memotong bagian atau sisi tertentu dari bidang foto.
Cross process : Proses silang, biasanya di lakukan pada film positiv (E6) ke film negatif (C 41), sehingga menimbulkan warna- warna baru pada foto
CPL : Circular Polarizing.
Data Imprint : Fasilitas pencetakan data tanggal pada film
Dead center : Saat POI (objek yang ingin ditonjolkan) berada tepat di tengah bidang gambar.
Depth of Field : Lebar bidang fokus; ruang tajam; boleh dikata sebuah ruang di depan kamera, dimana objek yang berada di dalamnya mempunyai ketajaman tertentu.
DIL : Drop in Loading.
DIR : Development Inhibitor Releaser.
DOF : Depth of Field;ruang tajam, merupakan jarak, dimana gambar masih terlihat tajam/focus, beragntung pada: difragma, panjang lensa dan jarak objek.
DRAM : Data Random Acces Memory
Esai foto : (istilahnya ->Biar foto yang bicara) merangkai foto menjadi cerita bertema
ESP : Elektro-Selective Pattern (Sistem pengkuran cahaya otomatik, di saat kondisi kesenjangan kecerahannya sangat besar
EV : Exposure Value; kekuatan cahaya. Sample, EV=0 kekuatan cahaya pada difragma f/1,0 kecepatan 1 detik
Evaluative/Matrix : Pengukuran pencahayaan berdasarkan segmen-segmen dan presentase tertentu
Eye piece Blind : Tirai penutup jendela bidik
Exposure : Hasil pengaturan bukaan diafragma dan shutter speed yang menentukan pencahayaan objek.
Exposure compensation :Kompensasi pencahayaan, membuat alternatif pencahayaan dari normal menjadi lebih atau kurang
Exposure mode : Modus pencahayaan, pada umumnya ada 4 tipe: manual, Aperture priority, Shutter priority dan Programed (auto)
FID : Film strip Identification number.
Fill In flash : Blitz pengisi, dalam kondisi tidak memerlukan blitz, blitz tetap dinyalakan untuk menerangi bagian-bagian yang gelap seperti bayangan
Filter : Terbuat dari sistem optik yang dipasang pada bagian depan lensa.
Fish eye lens : Lensa sudut lebar dengan ukuran 16mm ke bawah. (gambar yang dihasilkan akan terlihat melengkung)
Focusing screen : Layar focus
Flash Exposure Compensation : Kompensasi pencahayaan blitzt
Flash Sync : Sinkron kilat, kecepatan maksimum agar body dan flash masih bekerja harmonis
Fps : Frame per second:, satuan kecepatan pengambilan gambar dalam gambar perdetik
Framing : Pembingkaian objek untuk memberi kesan mendalam/ dimensi objek foto
Golden section : Potongan kencana; Hukum komposisi yang mengatakan bahwa keselarasan akan tercapai kalau suatu bidang adalah kesatuan dari 2 bidang yang saling berhubungan
GN : Guide number; kekuatan cahaya blitz merupakan perkalian antara jarak (dalam meter atau feet) dan diafragma
Hot shoe : Kaki blitz
Kristal sigma : Butir-butir perak halida
ID : Cartridge Identification number.
ISO/ASA : Derajat sensitivitas film
ISO : International Standarts Organization, dulunya di kenal dengan nama ASA(American Standarts Association) ato DIN(Deutsche Industrie Norm) merupakan standard umum yang digunakan untuk ukuran kepekaan terhadap cahaya.
Intervalometer : Fasilitas epmotretan otomatis dalam jarak waktu yang tertentu
Interchangeable Focusing Screen : Fasilitas untuk dapat mengganti focusing screen
Komposisi : susunan garis, bidang, nada, kontras dan tekstur dalam suatu format tertentu
LCD : Liquid Crystal Display (layar monitor pada kamera).
Lens Mount : Dudukan lensa
Lens Hood : Tudung lensa
Main light : Cahaya pengisi/tambahan
MF : Manual Fokus
Metering: Pola pengaturan cahaya, biasanya terbagi dalam 3 kategori, centerweighted, evaluative/matrix, dan spot
Mirror Lock up : Pengunci cermin, agar getaran dapat dikurangi pada saat rana bergerak
Monopod : Penyangga 1 kaki untuk kamera.
Mood : suasana yang dihasilkan foto tersebut. apakah sedih, bahagia, memprihatinkan, dsb.
Multiple exposure : Fasilitas pemotretan berulang pada fram eyang sama
Multispot : Pengukuran pencahayaan dari beberapa titik
Noise : Bintik2 warna yang tidak beraturan, biasanya karena penggunaan sensor sebuah kamera digital sedang diset di high ISO. ini dikarenakan kalo sedang high iso, sensor itu nyerep lebih banyak listrik, lalu jadinya panas, akhirnya hasil analog yang diubah ke digital tidak sempurna dan biasanya sensor CCD butuh listrik lebih banyak daripada sensor CMOS jadinya CCD lebih banyak noise, tapi di low sensitivity, CCD menang kualitas, karena pemrosesan analog menjadi data digital bisa dilakukan lebih banyak di CCD.
Off-center = saat POI (objek yang ingin ditonjolkan) berada tidak di tengah tengah bidang gambar. bisa jadi di atas, di bawah, di samping.
Over Exposure : Pemotretan dengan cahaya yang berlebihan sehingga menimbulkan efek terlalu terang.
Panning : Teknik pengambilan gambar dengan kesan gerak (berubahnya latar belakang menjaid garis-garis sementara objek utama terekam jelas)
PC terminal : Terminal untuk blitz di luar hot shoe
POI (point of interest) : Bagian apa dari foto tersebut yg ingin ditonjolkan. foto yang bagus adalah foto dengan POI yang jelas
Pupup Flash : Blitz kecil, terbuat menyatu dengan body
Pull : kebalikan dari Push
Push : Meningkatkan kepekaan film dalam pemotretan, missal dari ISO 100-200/lebih
Remote Flash : Melepaskan lampu kilat dari badan kameranya dan meletakkannya si duatu tempat untuk mendapatkan efek foto yang diinginkan
Red Eye : Efek titik merah pada mata objek karena pantulan lampu flash.
Red Eye Reduction : fasilitas untuk mengurangi efek mata merah yang biasa terjadi pada pemotretan menggunakan blitz pada malam hari
Reloadable to last frame: fasilitas untuk mengembalikan film yang telah digulung di tengah ke posisi terakhir yang terpakai
Reverse ring : digunakan untuk memasang lensa yang di balik, untuk membuat lensa makro alternatif agar cahaya yang masuk tidak bocor
RISC : Reduce Intruction Set Computer
Sandwich : Teknik menggabungkan foto
Second Curtain Sync : Fasilitas untuk menyalakan blitz sesaat sebelum rana menutup
Self Timer : Alat penangguh waktu pada kamera
Shiftable program : Pada mode program, exposure setting dapat diubah secara otomatis dalam EV yang sama, misalnya dari 1/125 menjadi 1/250 detik, f 5.6 dmenjadi f 11
Shutter : Rana
Shutter Priority : Prioritas pengaturan pada kecepatan rana, diafragma otomatis
Shutter Release : Pelepas rana
Shutter Speed : Pengaturan kecepatan tutup ”jendela” kamera dalam menangkap pencahayaan yang masuk.
Siluet : Teknik pencahayaan untuk menampilkan bentuk objek tanpa menunjukkan detilnya
Slave unit : (Lampu kilat + mata listrik/elctric eye); adalah alat abntu yang sanggup menyalakan lampu kilat bila mata itu menerima sinar dari lampu kilat lain
SLR : single Lens Reflek, kamera lensa tunggal yang menggunakan cermin dan prisma
Spot : Pengukuran pencahayaan hanya pada titik tertentu
Stop : Satuan pencahayaan, 1 stop sama dengan 1 EV
Super-wide adalah istilah fotografi yang mengacu kepada lensa dengan panjang fokal yang sangat pendek sehingga gambar yang ditangkap memiliki sudut pandang sangat lebar. (panjang fokal kurang dari 20mm)
TLR : Twin lens Refleks, kamera yang menggunakan dua lensa , satu untuk melihat, lainnya utnuk meneruskan cahaya ke film
TTL: Through The Lens, Sistem pengukuran pencahayaan melalui lensa
Tripod : Penyangga 3 kaki untuk kamera.
USM : Ultrasonic motor
Vertical Grip : Alat pelepas rana utnuk pengambilan secra vertical tanpa harus memutar tangan
View finder : Jendela bidik
Vignette : Lingkaran hitam/gelap di sekeliling foto. umumnya terjadi saat menggunakan lensa sudut lebar. juga mudah terjadi pada lensa berkualitas rendah. bagi sebagian orang, vignette justru dicari untuk menambah kesan dinamis dan art pada foto
Wide lens : lensa lebar, mempunya jarak titik bakar yang pendek, lebih pendek dari 50
Wireless TTL : Sistem pengukuran TTL tanpa melalui kabel
Apa itu levitasi? Levitasi adalah teknik fotografi yang membuat sesuatu atau seseorang tampak seolah-olah Melayang tanpa menggunakan alat bantu. Foto levitasi tanpa editing dilakukan oleh model yang melompat dan berpose sehingga seolah-olah ia tampak melayang. Berbeda dengan teknik jump shot dimana objek memang terlihat melompat bukan melayang.
Foto levitasi bisa dihasilkan dengan 2 cara: Tanpa dan dengan editing(Trik Photoshop)
Foto levitasi tanpa editing dilakukan oleh model yang melompat dan membuat pose seolah-olah ia tampak melayang.
Tips membuat foto levitasi tanpa editing:
- Fotografi levitasi berbeda dengan Jump Shot. Levitasi harus memperlihatkan model yang seakan melayang alami tanpa beban dan tanpa terlalu banyak ekspresi wajah.
- Foto levitasi tanpa editing dapat dilakukan dengan kamera professional (DSLR) maupun kamera biasa (kamera ponsel, pocket cam)
- Foto levitasi dengan kamera DSLR, bisa memanfaatkan Burst Mode (Continuous Shooting). Dengan sekali menekan tombol shutter, langsung menghasilkan beberapa jepretan sekaligus. Foto-foto hasil jepretan dengan Burst Mode dari kamera DSLR dapat dipilih mana yang paling pas mendapatkan moment “melayang”
- Foto levitasi dapat dilakukan dengan kamera non-professional, namun lebih tricky karena mengandalkan ketepatan menekan tombol rana saat model melompat.
- Pastikan cahaya cukup, agar bayangan terbentuk sehingga efek model sedang melayang lebih terlihat.
- Gunakan shutter speed tinggi untuk menangkap model yg melayang dengan lebih fokus (freeze motion). Cahaya yang cukup sangat berperan untuk mendapatkan shutter speed tinggi. Shutter Speed di atas 1/500 lebih baik.
- Gunakan low angle, agar model terlihat tinggi melayang.
- Kamu bisa menggunakan hair spray/gel agar saat melompat, rambut model tidak terlihat berantakan. Bisa juga rambut diikat, memakai bando, atau topi.
- Gunakan juga peniti, pin, sabuk, double tape atau alat penjepit baju supaya tidak tidak tampak menggembung atau tersingkap saat model melompat.
- Coba gunakan aksesoris yang mendukung. Umumnya sih sapu, vacum cleaner, payung. Ayo coba yang lain!
- Cari lokasi foto yang unik.
- Bisakah memfoto diri sendiri sedang levitasi? Bisa! Gunakan Tripod, dan set timer di kamera. Loncatlah sebanyak mungkin saat mendekati waktu timer! Ini tapi pakai untung-untungan ya!
- Stay safe! Jangan memaksakan diri melompat jika sudah capek & cari lokasi yang aman buat melompat.
Berikut beberapa foto-foto levitasi karya Natsumi.
Foto levitasi : Natsumi
Foto levitasi : Natsumi
Foto levitasi : Natsumi
Untuk lebih banyak lagi Foto levitasi karya Natsumi silahkan mampir ke www.yowayowacamera.com
Fotografi levitasi dengan editing, dilakukan dengan alat bantu berupa meja, kursi dan lain-lain. Model berpose melayang diatasnya, kemudian alat bantu tersebut dihilangkan dengan software sepertiPhotoshop, Gimp dll.
Bagaimana membuat foto levitasi
Full View
Label:
Photography
Foto levitasi bisa dihasilkan dengan 2 cara: Tanpa dan dengan editing(Trik Photoshop)
Foto levitasi tanpa editing dilakukan oleh model yang melompat dan membuat pose seolah-olah ia tampak melayang.
Tips membuat foto levitasi tanpa editing:
- Fotografi levitasi berbeda dengan Jump Shot. Levitasi harus memperlihatkan model yang seakan melayang alami tanpa beban dan tanpa terlalu banyak ekspresi wajah.
- Foto levitasi tanpa editing dapat dilakukan dengan kamera professional (DSLR) maupun kamera biasa (kamera ponsel, pocket cam)
- Foto levitasi dengan kamera DSLR, bisa memanfaatkan Burst Mode (Continuous Shooting). Dengan sekali menekan tombol shutter, langsung menghasilkan beberapa jepretan sekaligus. Foto-foto hasil jepretan dengan Burst Mode dari kamera DSLR dapat dipilih mana yang paling pas mendapatkan moment “melayang”
- Foto levitasi dapat dilakukan dengan kamera non-professional, namun lebih tricky karena mengandalkan ketepatan menekan tombol rana saat model melompat.
- Pastikan cahaya cukup, agar bayangan terbentuk sehingga efek model sedang melayang lebih terlihat.
- Gunakan shutter speed tinggi untuk menangkap model yg melayang dengan lebih fokus (freeze motion). Cahaya yang cukup sangat berperan untuk mendapatkan shutter speed tinggi. Shutter Speed di atas 1/500 lebih baik.
- Gunakan low angle, agar model terlihat tinggi melayang.
- Kamu bisa menggunakan hair spray/gel agar saat melompat, rambut model tidak terlihat berantakan. Bisa juga rambut diikat, memakai bando, atau topi.
- Gunakan juga peniti, pin, sabuk, double tape atau alat penjepit baju supaya tidak tidak tampak menggembung atau tersingkap saat model melompat.
- Coba gunakan aksesoris yang mendukung. Umumnya sih sapu, vacum cleaner, payung. Ayo coba yang lain!
- Cari lokasi foto yang unik.
- Bisakah memfoto diri sendiri sedang levitasi? Bisa! Gunakan Tripod, dan set timer di kamera. Loncatlah sebanyak mungkin saat mendekati waktu timer! Ini tapi pakai untung-untungan ya!
- Stay safe! Jangan memaksakan diri melompat jika sudah capek & cari lokasi yang aman buat melompat.
Foto levitasi : Natsumi
Foto levitasi : Natsumi
Foto levitasi : Natsumi
Untuk lebih banyak lagi Foto levitasi karya Natsumi silahkan mampir ke www.yowayowacamera.com
Dalam postingan saya ini ingin memaparkan bagaimana cara menciptakan foto siluet/bayangan.
Ada banyak sekali deskripsi teknik yang ada tentang bagaimana membuat foto siluet yang benar, tetapi cobalah baca ulasan dibawah ini tentang beberapa langkah awal untuk mendapatkan foto siluet. Pada dasarnya apa yang coba di ulas adalah bagaimana membuat kamera berpikir bahwa bagian yang paling terang adalah Point-of-Interest yang Anda inginkan.
- Pilihlah obyek yang kuat - Hampir semua obyek bisa dipergunakan sebagai foto siluet, tetapi beberapa lebih baik dari lainnya. Pilihlah obyek yang berkarakter kuat serta bentuknya mudah dikenali, itu akan membuat lebih menarik dalam bentuk dua dimensi dan membuat orang yang melihat foto lebih lama mendalami foto siluet Anda. Foto siluet tidak bisa menggambarkan warna, tekstur, dan tone subyek foto Anda, jadi bentuk memang harus menjadi ciri khas obyek.
- Matikan Flash - Mode pengaturan kamera otomatis pasti akan mengacaukan foto siluet yang akan Anda buat. Kamera dengan otomatis akan menambahkan flash pada obyek yang gelap dan tidak terkena cahaya. Rubah setting kamera ke manual, atau matikan flash Anda untuk mendapatkan foto siluet yang bagus (tetapi ada juga beberapa foto siluet yang menggunakan flash).
- Pastikan cahaya dengan benar - Pada saat mengatur cahaya bagi subyek, Anda harus melupakan banyak sekali ilmu yang telah dipelajari di dunia fotografi umumnya, dan berpikirlah sedikit kebelakang. Dalam foto siluet Anda harus memastikan ada cukup cahaya bersinar di belakang obyek foto, dan bukan di depannya, dengan kata lain cahaya tersebut digunakan untuk menerangi bagian belakang obyek, dan bukan dari depan. Sebagai contoh foto siluet adalah menempatkan subyek foto di depan matahari terbit atau tenggelam, tetapi bisa juga Anda menggunakan sumber cahaya lain yang terang untuk mendapatkan foto siluet.
- Framing - Lakukan framing pada jepretan Anda dengan menempatkannya di depan view yang menarik, tetapi dengan background yang terang. Background yang menarik bisa berupa langit tanpa awan yang cerah dengan pengaturan matahari. Posisikan cahaya paling terang di belakang subyek sehingga terkesan Anda sedang menyembunyikan sumber cahaya tersebut.
- Buatlah bentuk siluet terpisah dan rapi - Jika terdapat lebih dari satu bentuk atau obyek di dalam gambar siluet yang ingin Anda tangkap, cobalah untuk memisahkan mereka, sebagai contoh: jika Anda ingin menangkap siluet sebuah pohon dan seorang anak kecil, maka jangan menempatkan anak kecil tersebut di depan pohon atau bahkan bersandar di bahwa pohon, hal ini akan menyatukan bayangan serta bentuk mereka dan berdampak penikmat foto akan sedikit kebingungan tentang bentuk apa itu sebenarnya. Ketika melakukan framing, mungkin Anda ingin memotret bentuk serta profil seseorang, untuk melakukan hal itu Anda harus lebih menonjolkan bentuk wajah mereka dari samping (hidung, mulut, mata) uraikan garis wajah mereka sehingga penikmat akan bisa mengenali wajah siapa yang Anda potret.
- Mode Otomatis - Kamera kebanyakan sekarang ini memilki metering otomatis dimana mereka memiliki "sense" yang bagus untuk meng-ekspose sebuah foto sehingga semua elemen bisa terkena cahaya cukup. Permasalahannya adalah ketika kamera cukup pintar untuk melakukannya, maka pasti akan lebih memilih memberikan cahaya daripada membiarkan elemen tersebut "under-expose", dan Anda tidak akan mendapatkan foto siluet yang diinginkan, jadi Anda harus sedikit melakukan trik. Kamera kebanyakan bekerja dan mengukur tingkat eksposure secara otomatis pada saat tombol shutter ditekan setengah, dan itu berarti pada saat mencari auto fokus. Arahkan kamera pada titik paling terang pada gambar Anda dan kemudian tekan tomboh shutter separuh dan jangan lepaskan, kemudian rubah arah kamera kembali ke frame pada subyek foto Anda dan tekan tombol shutter sepenuhnya. Teknik foto siluet ini bisa bekerja pada kamera kebanyakan DSLR. Teknik ini bisa berarti menipu kamera Anda dengan pemikiran bahwa bagian paling terang pada gambar merupakan mid-tone jadi semua yang lebih gelap darinya akan dianggap sebagai bayangan gelap. Beberapa digital kamera juga memiliki pengaturan metering spot dan centered, gunakan pengaturan metering tersebut, dan itu akan membantu Anda dalam mengaplikasikan teknik diatas.
- Mode Manual - Jika teknik dengan menggunakan mode otomatis tidak berhasil, dan kamera digital Anda mendukung fitur pengaturan eksposure secara manual atau exposure compensation, maka cobalah bereksperimen dengan fitur tersebut. Keindahan fotografi digital adalah Anda bisa melakukan eksperimen serta ujicoba pada sebuah bidang fotografi sampai mendapatkan hasil yang sempurna. Sebuah cara yang paling sederhana dengan menggunakan mode manual adalah memulai denganmelihat shutter-speed serta aperture yang disarankan oleh mode otomatis kamera. Jika pada auto mode subyek didapati terlalu terang dan Anda ingin lebih gelap, turunkan shutter speed sebanyak satu atau dua stop dan lihat bagaimana dampaknya. Anda juga bisa menggunakan teknik 'bracketing' untuk mendapatkan beberapa foto dengan tingkat exposure yang berbeda.
- Focus - Pada kebanyakan kasus, Anda tentu ingin subyek yang disiluetkan adalah fokus dari keseluruhan foto, jika demikian maka teknik atau proses yang diuraikan pada nomor 4 akan menjadi sedikit kompleks dimana Anda mendapatkan siluet dengan mengarahkan kamera ke titik paling terang, dan kemudian mengarahkan ke subyek. fokus akan berada pada titik paling terang pertama kali kamera diarahkan. Untuk menyiasati hal ini Anda bisa menggunakan Dua strategi, pertama jika kamera Anda memiliki fokus manual cobalah menggunakan prefokus sebelum melakukan metering. Cara yang kedua adalah menggunakan aperture untuk memaksimalkan depth-of-field (semua elemen foto akan lebih terfokus). Aturlah pada aperture terkecil (bilangan besar) untuk meningkatkan depth-of-field, hal ini berarti Anda akan mendapatkan foreground dan background yang detil.
Tips foto siluet: Selain model foto siluet yang memiliki karakter subyek tajam serta bewarna hitam solid, pertimbangkan juga jenis siluet parsial, dimana detail subyek foto sedikit diangkat. Terkadang sedikit sentuhan cahaya pada subyek akan membuat hasil siluet sedikit memilik dimensi dan terasa nyata. Pergunakan teknik bracketing untuk mendapatkan siluet parsial ini. Edit dengan adobe photoshop atau aplikasi edit foto lainnya,dengan menambahkan bagian shadow menjadi lebih tajam.
Berikut beberapa hasil foto siluet hasil dari kamera saya:
Bagaimana cara membuat foto Siluet/Bayangan
Full View
Label:
Photography
Ada banyak sekali deskripsi teknik yang ada tentang bagaimana membuat foto siluet yang benar, tetapi cobalah baca ulasan dibawah ini tentang beberapa langkah awal untuk mendapatkan foto siluet. Pada dasarnya apa yang coba di ulas adalah bagaimana membuat kamera berpikir bahwa bagian yang paling terang adalah Point-of-Interest yang Anda inginkan.
- Pilihlah obyek yang kuat - Hampir semua obyek bisa dipergunakan sebagai foto siluet, tetapi beberapa lebih baik dari lainnya. Pilihlah obyek yang berkarakter kuat serta bentuknya mudah dikenali, itu akan membuat lebih menarik dalam bentuk dua dimensi dan membuat orang yang melihat foto lebih lama mendalami foto siluet Anda. Foto siluet tidak bisa menggambarkan warna, tekstur, dan tone subyek foto Anda, jadi bentuk memang harus menjadi ciri khas obyek.
- Matikan Flash - Mode pengaturan kamera otomatis pasti akan mengacaukan foto siluet yang akan Anda buat. Kamera dengan otomatis akan menambahkan flash pada obyek yang gelap dan tidak terkena cahaya. Rubah setting kamera ke manual, atau matikan flash Anda untuk mendapatkan foto siluet yang bagus (tetapi ada juga beberapa foto siluet yang menggunakan flash).
- Pastikan cahaya dengan benar - Pada saat mengatur cahaya bagi subyek, Anda harus melupakan banyak sekali ilmu yang telah dipelajari di dunia fotografi umumnya, dan berpikirlah sedikit kebelakang. Dalam foto siluet Anda harus memastikan ada cukup cahaya bersinar di belakang obyek foto, dan bukan di depannya, dengan kata lain cahaya tersebut digunakan untuk menerangi bagian belakang obyek, dan bukan dari depan. Sebagai contoh foto siluet adalah menempatkan subyek foto di depan matahari terbit atau tenggelam, tetapi bisa juga Anda menggunakan sumber cahaya lain yang terang untuk mendapatkan foto siluet.
- Framing - Lakukan framing pada jepretan Anda dengan menempatkannya di depan view yang menarik, tetapi dengan background yang terang. Background yang menarik bisa berupa langit tanpa awan yang cerah dengan pengaturan matahari. Posisikan cahaya paling terang di belakang subyek sehingga terkesan Anda sedang menyembunyikan sumber cahaya tersebut.
- Buatlah bentuk siluet terpisah dan rapi - Jika terdapat lebih dari satu bentuk atau obyek di dalam gambar siluet yang ingin Anda tangkap, cobalah untuk memisahkan mereka, sebagai contoh: jika Anda ingin menangkap siluet sebuah pohon dan seorang anak kecil, maka jangan menempatkan anak kecil tersebut di depan pohon atau bahkan bersandar di bahwa pohon, hal ini akan menyatukan bayangan serta bentuk mereka dan berdampak penikmat foto akan sedikit kebingungan tentang bentuk apa itu sebenarnya. Ketika melakukan framing, mungkin Anda ingin memotret bentuk serta profil seseorang, untuk melakukan hal itu Anda harus lebih menonjolkan bentuk wajah mereka dari samping (hidung, mulut, mata) uraikan garis wajah mereka sehingga penikmat akan bisa mengenali wajah siapa yang Anda potret.
- Mode Otomatis - Kamera kebanyakan sekarang ini memilki metering otomatis dimana mereka memiliki "sense" yang bagus untuk meng-ekspose sebuah foto sehingga semua elemen bisa terkena cahaya cukup. Permasalahannya adalah ketika kamera cukup pintar untuk melakukannya, maka pasti akan lebih memilih memberikan cahaya daripada membiarkan elemen tersebut "under-expose", dan Anda tidak akan mendapatkan foto siluet yang diinginkan, jadi Anda harus sedikit melakukan trik. Kamera kebanyakan bekerja dan mengukur tingkat eksposure secara otomatis pada saat tombol shutter ditekan setengah, dan itu berarti pada saat mencari auto fokus. Arahkan kamera pada titik paling terang pada gambar Anda dan kemudian tekan tomboh shutter separuh dan jangan lepaskan, kemudian rubah arah kamera kembali ke frame pada subyek foto Anda dan tekan tombol shutter sepenuhnya. Teknik foto siluet ini bisa bekerja pada kamera kebanyakan DSLR. Teknik ini bisa berarti menipu kamera Anda dengan pemikiran bahwa bagian paling terang pada gambar merupakan mid-tone jadi semua yang lebih gelap darinya akan dianggap sebagai bayangan gelap. Beberapa digital kamera juga memiliki pengaturan metering spot dan centered, gunakan pengaturan metering tersebut, dan itu akan membantu Anda dalam mengaplikasikan teknik diatas.
- Mode Manual - Jika teknik dengan menggunakan mode otomatis tidak berhasil, dan kamera digital Anda mendukung fitur pengaturan eksposure secara manual atau exposure compensation, maka cobalah bereksperimen dengan fitur tersebut. Keindahan fotografi digital adalah Anda bisa melakukan eksperimen serta ujicoba pada sebuah bidang fotografi sampai mendapatkan hasil yang sempurna. Sebuah cara yang paling sederhana dengan menggunakan mode manual adalah memulai denganmelihat shutter-speed serta aperture yang disarankan oleh mode otomatis kamera. Jika pada auto mode subyek didapati terlalu terang dan Anda ingin lebih gelap, turunkan shutter speed sebanyak satu atau dua stop dan lihat bagaimana dampaknya. Anda juga bisa menggunakan teknik 'bracketing' untuk mendapatkan beberapa foto dengan tingkat exposure yang berbeda.
- Focus - Pada kebanyakan kasus, Anda tentu ingin subyek yang disiluetkan adalah fokus dari keseluruhan foto, jika demikian maka teknik atau proses yang diuraikan pada nomor 4 akan menjadi sedikit kompleks dimana Anda mendapatkan siluet dengan mengarahkan kamera ke titik paling terang, dan kemudian mengarahkan ke subyek. fokus akan berada pada titik paling terang pertama kali kamera diarahkan. Untuk menyiasati hal ini Anda bisa menggunakan Dua strategi, pertama jika kamera Anda memiliki fokus manual cobalah menggunakan prefokus sebelum melakukan metering. Cara yang kedua adalah menggunakan aperture untuk memaksimalkan depth-of-field (semua elemen foto akan lebih terfokus). Aturlah pada aperture terkecil (bilangan besar) untuk meningkatkan depth-of-field, hal ini berarti Anda akan mendapatkan foreground dan background yang detil.
Tips foto siluet: Selain model foto siluet yang memiliki karakter subyek tajam serta bewarna hitam solid, pertimbangkan juga jenis siluet parsial, dimana detail subyek foto sedikit diangkat. Terkadang sedikit sentuhan cahaya pada subyek akan membuat hasil siluet sedikit memilik dimensi dan terasa nyata. Pergunakan teknik bracketing untuk mendapatkan siluet parsial ini. Edit dengan adobe photoshop atau aplikasi edit foto lainnya,dengan menambahkan bagian shadow menjadi lebih tajam.
Berikut beberapa hasil foto siluet hasil dari kamera saya:
Berikut beberapa hasil foto siluet hasil dari kamera saya: